1. Tentukan Tujuan Penelitian
Pastikan kamu sudah jelas ingin menggali apa dari
narasumber. Tujuan ini menjadi dasar penyusunan pertanyaan.
Contoh:
Tujuan: Menggali pengalaman dan dampak psikologis dari
perundungan (bullying) terhadap siswa.
2. Identifikasi Topik dan Fokus Wawancara
Turunkan tujuan ke dalam topik-topik inti atau kategori
informasi yang ingin digali, biasanya berdasarkan rumusan masalah atau
fokus penelitian.
Contoh:
- Pengalaman
mengalami perundungan
- Reaksi
emosional/psikologis
- Dukungan
sosial dari orang sekitar
- Dampak
terhadap kehidupan sekolah
3. Susun Daftar Pertanyaan Terbuka
Gunakan pertanyaan terbuka agar responden bisa
menjawab panjang dan mendalam. Hindari pertanyaan “ya/tidak” kecuali sebagai
pembuka.
Contoh:
- Boleh
ceritakan pengalamanmu saat pertama kali mengalami perundungan?
- Bagaimana
perasaanmu setelah mengalami hal tersebut?
Catatan:
- Susun
dari umum ke khusus, dari yang netral ke sensitif.
4. Gunakan Bahasa yang Sederhana dan Empatik
Gunakan kalimat yang mudah dimengerti oleh responden
(terutama jika respondennya siswa). Jangan gunakan istilah ilmiah yang rumit.
Contoh:
“Bagaimana
dampak psikis jangka panjang dari bullying?”
“Bagaimana
perasaanmu setelah mengalami kejadian itu?”
5. Kelompokkan Pertanyaan Sesuai Tema
Misalnya:
- A.
Pengalaman perundungan
- B.
Perasaan dan reaksi emosional
- C.
Dampak pada sekolah/kehidupan sosial
- D.
Cara mengatasi dan dukungan
6. Buat Petunjuk Wawancara
Berisi arahan untuk pewawancara, seperti:
- Bangun
suasana nyaman
- Jaga
kerahasiaan data
- Jangan
menghakimi
- Gunakan
probing (pertanyaan lanjutan seperti “Kenapa begitu?”, “Lalu apa yang kamu
lakukan?”)
7. Siapkan Format Catatan atau Rekaman
Buat tempat untuk menulis identitas narasumber, tanggal
wawancara, dan kolom catatan. Jika memakai rekaman, minta izin terlebih dahulu.
8. Uji Coba Pedoman Wawancara (Opsional)
Cobalah melakukan satu wawancara uji coba. Lihat apakah
pertanyaannya bisa dipahami dan mampu menggali informasi yang diinginkan.
0 komentar:
Posting Komentar